Sunyi, sepi, mencekam
Tanpa ada rangkaian senyum yang menghampiri
Malam ini, semua terasa sepi
Rindu membelenggu, meresap di dada
Cinta yang sudah lama ada
Semakin lemah, sakit tak tertahankan
Gemercik tetesan dari langit perlahan membasahi pipi
Yang kemudian bersatu dengan bendungan air mata
Puing” cinta yang hancur berkeping-keping
Semakin melemahkan jiwa ini
Tenggelam dalam kesedihan
Tenggelam dalam kepedihan dan kehancuran
Laksana hujan yang terus mencumbui bumi
Laksana gerimis yang selalu mendekap pagi
Aku disini terpaku dalam diam
Oh cinta, mengapa kau begitu kejam
Menghukumku dengan semua luka ini
Tentang rindu kusam yg selalu datang
Mengutip satu namamu di antara keluh kesah
Gundah gelisah, air mata, dan lara nestapa
Tidak ada komentar:
Posting Komentar